maggio 11, 2006

Cuisine Amerika, err ...

Resmi sudah, ini pastilah «Bash a Yankee» week.

Bagaimanakah status kepopuleran American cuisine -LOL- di mata dunia saat ini?

Dan apakah mereka benar-benar punya sebuah err... cuisine, beh, atau mungkin menanyakan hal tersebut setara dengan bergerangan "Menepuk dengan satu tangan, mungkinkah?"
So American cuisine, eh? Saya bukan mau memojokkan mereka, sebagian orang Amerika cukup "normal"; seorang ex-housemate saya Kari-Ann ia pun tidak gemar junkfood dan kebiasaanya membuat apple pie disambut tangan terbuka oleh kami sang housemates. Selain itu, yah normal-normal saja konsumsi Kari-Ann sehari-hari.

Tapi benarkah mereka punya sebuah cuisine. Australian Cuisine, tradisionalnya ia berbasis English cooking, namun ia mengalami renaissance relatif baru; diintroduksi semenjak influks imigran Mediteranea dan Asia mengambil alih khasanah dapur Austraiiyaans. Australian Cuisine didefinisikan sedikit di wikipedia di sini. Bristish cooking pun seringkali diberi a raised eyebrow dari orang-orang, what ... three veggies and mash? Might as well go for chicken masala tonight, mate!

Namun, anehnya, ekspor kulinari dunia justru didominasi oleh Amerika Serikat. Dengan makanan cepat saji mereka. Fast bloody food. Pizza Hut, Domino's, Burger King, McDonald's, Boston, KFC ....

Salah satu icon-nya, si ambisius Arch Raksasa-M yang agaknya sekarang tengah mandek. Mampet. Syukurlah. Di negeri boomerang ini, Paman Ronald si pembagi mainan dengan Happy Meal dua tahun terakhir ini sibuk meng-reorganisasi dan mencitrakan diri lebih ramah, semakin family friendly, plus a meal to share between mates, dilengkapi dengan healty menu pula.

Tapi jangan salah, dibalik simpatiknya program komunitas dan charitas, ia pun punya agenda tersembunyi. Untuk mengubah image-nya dari merah menjadi merah jambu mungkin (???) Pun inisiatifnya menginformasikan kadar fat dan komposisi lain per 100 gram di wrapper-nya juga atas desakan Badan Kesehatan dan organisasi swadaya masyarakat setelah hasil penelitian membuktikan obesitas kanak-kanak dan dewasa diattribusikan kepada konsumsi McMeals. Dan McJunk pun kini berujar, try our Tasty New Salad menu today, It's good and it's healthy. Well, that must be it, then. Padahal, kunjungi outlet mereka dan menu utama yah tetap saja burger-burger sapi itu.

Taukah kamu?
Saya ngga tau ini bener atau tidak. Tapi dua minggu lalu, di sebuah radio talkback show, dikisahkan ada seseorang yang tengah mendisplay cheeseburger mumi, yang di-mumifikasikan tepat satu tahun lalu, dan ternyata 12 purnama kemudian kondisi si whooper with cheddar tersebut masih relatively okay. Dagingnya tak berbelatung. Dua belas bulan disimpan di ruangan normal. Kejunya masih kenyal. Dan taburan sesame di rotinya pun masih segar! Hehe, healthy eating for their CEOs, maybe, tapi itu mengindikasikan betapa heavyweight-nya daging proses yang digunakan McShoot. So would you like fries with that?

Belum lagi, di CNN beberapa minggu lalu, dikupas «The American Dilemma» di mana sebagian kecil Americans mulai menyadari pentingnya makanan sehat dan jadi rada choosy dalam perkara menyumpal mulut dan mengganjal perut.

Lupakan those loud-mouthed Americans, (aah di luar Amerika, di tempat keramaian, yang paling gaduh biasanya turis Amrik, percaya tidak percaya! Ngga di Paris ngga di Nagoya, kebanyakan mereka begitu).

Maka, kebanyakan diners di reportase CNN tersebut adalah your average American family. Dan mereka ribut, mengadu mulut ─aduh mau mesen aja pake berantem dulu─ untuk menentukan menu tersehat bagi mereka. Meal yang paling low fat. Dan tebak di resto mana mereka berada ...? TGI Friday's. Hardly a place one would associate with "healthy" let alone "excellent" dining. Welcome to America, my friend!

Anyhooo, rupanya si resto chain ini (apa saya bilang, kalo belum jadi resto franchise serasa bukan kompani amrik!) baru memperkenalkan some Atkin's Nutritional menu. Saya ngga tau apa dan siapa itu Atkin. Apakah dia semacam Weight Watchers, atau apalah. Pastinya, dengan menu Atkin's kamu bisa menentukan jumlah fat yang akan kamu konsumsi, apakah sesuai dengan Recommended Daily Intake (RDI). Regime diet à la Amerique?

Namun, menurut investigasi si reporter, masalah bukan cuma hingga di situ. Lemak yang dijanjikan ternyata tidak konsisten, kadang masih melebihi jumlah yang "dijanjikan" - setiap fat contents Atkin's meal telah dijabar jelas di menu laminasi mereka. Problem kedua, lemaknya memang bisa dikontrol, tapi untuk menutupi lack of taste, hambar rasa, si koki terpaksa menambahkan banyak komponen lain, terutama sodium, dalam skala besar yang tiga kali lipat dari RDI ideal. Dan ini tidak dianjurkan, bahkan bisa berbahaya bagi beberapa diners yang tidak menyadarinya, kata sang nutrisionis. TGI Friday's pun meng-update karton menu laminasi mereka!

Konklusi, sang expert menyarankan jangan terlalu terpengaruh dan percaya begitu saja akan diet-diet yang ditawarkan resto (di Amerika!). Jumlah lemak bukan ukuran jaminan a healthy meal. Dan bagaimana saran Anda untuk keluarga Amrik yang ingin makan sehat, tanya si reporter.

Well, I would probably recommend home cooking, it's definitely heathlier, you know what you cook and eat. But if you are to go out, don't worry about calculating how much fat you cannot consume, it's a treat, dining out should be a treat. Don't over do it, enjoy the meal whatever it is, and you'll be fine.

Voilà, double whammy bagi keluarga Amrik yang semakin kebingungan, kelimpungan mencari makanan sehat ideal versi mereka. Masak di rumah ogah, makan di luar sok-sokan cari yang super sehat, hingga perlu bawa kalkulator penghitung fat contents ke resto yang menggaransi diet kami yang paling pas bagi Anda, tapi ternyata bahaya lain lurking dan mengancam : sodium berlebihan.

Hehe, lucu ngga sih. Americans and their pathetic healthy living attempt.

Atau malah patut dikasinin? Err... beh.

Mending cuisine RI deh. Lezat-lezat. Lihat sayur asem dan gado-gado, berapa banyak sih lemaknya, isinya sayuran semua - euh, walopun di sini banyak yang alergi dengan kacang. Resto pun harus hati-hati!
+++

Saya pun menyadari, hidup zaman modern ini craving junkfood adalah lumrah dan normal. Bagi saya, McCrap dan konglomerasinya menyeramkan. Di CBD Sydney, mereka ada di setiap sudut, fastfood bak serebu tiga, kata pedagang Tanah Abang, ubiquitous. Bahkan di setiap suburb pun, pasti ada warung makan lisensi Amerika. Untuk membeli burger saya ngga pernah memaksakan diri, ini adalah once in a while meal, meal on the go, kalo tengah kepepet waktu.

Beberapa tahun lalu, saya dan housemates tengah di mobil dan karena waktu adalah esensial, kami putuskan mencari McBurger via drive-thru mereka. Dan waktu itu baru diiklankan McToast with cheese and tomato, di layar tv ia begitu appealing, tampak normal bak home-made toast. Housemate memesan satu, dua menit kemudian selesai transaksi, saya menikmati Fillet- o- fish sambil sedikit bertanya, So how is it, what's your toast like?

Wrapper dikupas dan tampak di depan mata kami seonggok toast gosong kerempeng, tak lebih dari 3mm tebalnya. Euh, kemana perginya itu cheddar dan irisan tomat menggoda selera. Di pojokan. Keduanya tampak loyo, tak lagi segar. Bubar semua image iklan McDonald's.

Housemate, I swear I'll never buy from them again. Ever. Those f...... c....
+++

17 comments:

Anonimo ha detto...

what a coincidence...hari gw baru makan american cuisine di hooters. once in a blue moon boleh lah tp bukan konsumsi setiap hari!terlalu berlemak! gimana ga obes kl makan begituan tiap hari? i better hit the gym tmr..to burn those off... >_<

Anonimo ha detto...

Hooray! Macchiato strikes again!

Saya betul2 jadi fans anda setelah membaca pembahasan anda soal kultur kafe di Indonesia. Baguslah anda kali ini menggarap American cuisine. Memang apa sih yang harus dibanggakan dari khazanah makanan mereka? Mending seperti anda kan yang Euro-centris. Semua orang berbudaya tahu bahwa Europa lebih baik dari Amerika. Memalukan tuh orang2 yang suka makan McDonald. Tirulah my hero Macchiato yang tahu beda antara makanan berkelas dengan makanan orang kebanyakan

Anonimo ha detto...

Hooray! Macchiato strikes again!

Saya betul2 jadi fans anda setelah membaca pembahasan anda soal kultur kafe di Indonesia. Baguslah anda kali ini menggarap American cuisine. Memang apa sih yang harus dibanggakan dari khazanah makanan mereka? Mending seperti anda kan yang Euro-centris. Semua orang berbudaya tahu bahwa Europa lebih baik dari Amerika. Memalukan tuh orang2 yang suka makan McDonald. Tirulah my hero Macchiato yang bisa membedakan antara makanan berkelas dengan makanan orang kebanyakan.

Anonimo ha detto...

Italian and French food is still the best and sits highest on my list! American food? Ummmm...not a big fan :-D

Anonimo ha detto...

selain apple pie dan saus bluebarry, mereka punya apa? and Yup, Indonesia lebih punya cita rasa, meski dimasak dengan sangat sederhana..ed mach, due pollici su

Anonimo ha detto...

sylv : setidaknya setaun sekali gue diajak ke resto tipe steak house, model koboy gitu, dan menunya berat-berat, decornya butut nan menyebalkan, dan balik dari resto disergap "a pang of guilt" bgt.

pencinta eropa : fans dan hero? ^^ oaaah... berlebihan banget sih. Tersanjung euy (tanpa afiliasi dengan Punjabi). Perlu diketahui, saya yang dilabeli eurocentris ini, ^^ tidak pernah tinggal di Eropa loh. Tapi rajin masak di dapur sendiri, biasanya bikin stir fry yg gampang aja. Kalo kepepet mi instan, kok. Hmmm... identitasmu sangat intriguing euy. Indikasikan sedikit dong.

morningdew : FR restaurant comes in first on my list, but IT seems more down to earth I reckon.

gita : hihi, vive la cuisine indonésienne! Oppps, itu bukan italiano. Sori berat euy. Aaah, diriku yang jauh dari makanan rumahan ini jadi sedih.

I WANT MY MAMMA'S COOKING.

Anonimo ha detto...

I love Mc Crap, from time to time, saved me from a million dollar question every lunch time here, "What to eat ?" Hahahaha.

And what ? You want your Mamma's cooking ?
There's a restaurant called Mom's Kitchen though .. ;-)

Anonimo ha detto...

silverlines : nothin wrong with a bit of junkfood, all in proportion and not out of a habit. i swear I've seen this Mom's kitchen restaurant, though never been to.

I WANT MY MAMMA'S COOKING.

Though she doesnt make pasta al vongole.

hmmm

Anonimo ha detto...

I don't think there's such thing as a particular country's cuisine. Spaghetti is originally chinese noodle. Hamburger was imported to US by people from Hamburg, probably inspired by turkish kebab. In fact, cuisine is a symbol of global network and, well, flexibility. Therefore, I am state-less in this field. Good food is a good food as it is :-)

As for Brit's Cooking, here is on how they defend it. Cheers, mate

Anonimo ha detto...

No, grazie alla cucina americana ( statiuniti).

Anonimo ha detto...

rizal :



First thing first, spaghetti is not a cuisine. It's a type of meal, eg. spaghetti bolognese.

http://www.answers.com/main/ntquery?s=cuisine&gwp=13
"A cuisine (from French cuisine, meaning "cooking; culinary art; kitchen"; itself from Latin coquina, meaning the same; itself from the Latin verb coquere, meaning "to cook") is a specific set of cooking traditions and practices, often associated with a place of origin.

...

In addition to food, a cuisine is also ofte
n held to include beverages, including wine, liquor, tea, coffee and other drinks. "

I do hold the belief a country may be regarded, symbolised by its cooking traditions.

I associate burgers with the United States. E basta. Never ever would I ever hope a cuisine to become a symbol of GLOBAL network. That's atrocious.

Good food is good food, yeah.

Anonimo ha detto...

japanese! but not that disgusting, mengkilat and meliuk meliuk Unagi buehhh huek huek huek!

Anonimo ha detto...

La cuisine Indonesienne est toujour la meilleure. :)

Depuis que j'habite a Geneve, j'ai jamais mange la cuisine Americaine. Et tu sais quoi, le Pizza Hut exist plus a Geneve. Comment veux-tu? Des gens ici sont tellement habitue par le Pizza Italienne, et il y a plein des resto Italienne partout.

*Desole pour l'accent. Il n'y a pas accent sure mon ordinateur.

Anonimo ha detto...

pipit : je m'acoutumerai bientôt à la pizza italienne, tout autentique! C'est cool quoi. Et toi, quand raconterai-tu de la cuisine savoyarde car ca m'interesse bien, moi. Commence par quelques repas celebres, eg. la raclette ou même le fondue dont j ai gouté jamais tous les deux.

Anonimo ha detto...

my mom in law (french) sdg bljr bhs inggris krn beliau kutu buku. tp buat ngomong kyknya ga trll tertarik:). gue kan nawarin conversation, elle disait non, on se parle pas anglais. on sait pas comment dire ^bon apetit^. hahaha!

Anonimo ha detto...

Well, come to think of it, it turned out cuisine, or food if you prefer this term, had already been, silently, the antitheses of anti-globalisation movement. The food had been internationally traded, modified, and adopted, way before all the recent fuss on the IT impact and Thomas L. Friedman preaching.

And by broadening the term cuisine as "set of tradition", it becomes more problematic as it is difficult, if not impossible, to make any value judgement and rank for that. I can't say one is more inferior than another. Even in the narrower sense of it, the food, I can't really say whether good Gruyere's fondue is superior, or the other way around, from Tanjong Katong's laksa or Megaria's pempek (Yum!)

But I do agree that your pick of cuisine shows your identity --the way you want to be assumed as by others --while at the same time is constrained by your budget. And believe me, nothing's wrong with that :-)

And now I am real hungry :-)

Anonimo ha detto...

wieght loss product wieght loss product