agosto 29, 2009

Sehari di Chinatown

Australia dikenal sebagai negara penerima imigran. Sejak dari pertama kali Kapten Cook berlabuh di Botany Bay pada tahun 1770, disusul ekspedisi convicts pada tahun 1788, hingga hari ini di mana sepertiga penghuni benua paling kering sedunia ini berasal dari mancanegara. Sepertiga, 33%, itu angka yang besar sekali.

Dan inilah wajah multikulturalisme Sydney 2009

ps. jangan lupa tinggalkan komen Anda, apakah foto-foto ini cukup menarik atau kurang. Feedback kamu bakal menjadi pelecut semangat saya menjepret di tanah Italia, mulai minggu depan. trims





















agosto 28, 2009

Hobi baru - Canon 50D - Goin to Italy

Aku punya hobi baru.

Namanya fotografi amatir.

Kata beberapa orang, ini hobi murah meriah yang menyenangkan.

LOL—murah itu relatif, mengingat investasi buat photographic gear bisa cukup substansial.
Tapi meriah dan menyenangkan, iya sekali.

Komentar para teman ditunggu yah.
Komentar positif atau konstruktif, improvement kualitas foto di bawah ini...

Sydney University, Sydney, August 2009











agosto 14, 2009

Kacamata Orang Asing

Ciao Teman,

Halaah, lagi-lagi alasan basi, sibuuuuk banget.

Vacation is knockin' and I am billowin' ... Iyah, Itali aku datang!

Panggil aku manusia boring*, tapi aku udah siap menjejak museum di sana.
(*cuma orang-orang yang nggak cool yang liburan malah masuk ke museum ???)

Itinerary masih "open", mungkin bakalan stuck di Roma sebab ada "job kecil" yang mesti digarap. Kalo memungkinkan, mau ngunjungin selatan itali dan Spanyol untuk catching up sama Alberto dan Laura.

Okay, kerja keras di depan komputer masih jadi prioritas selama 3 minggu lagi.

Oh ya, ada satu email menarik (di bawah ini) dari Ibu Fitri yang pasti bikin mikir "hmmm, kenapa semua karya dan job seorang Gama berkisar pada Itali, Eropa, negara asing. Kenapa nggak ada konten lokalnya?"

Alasannya ada dua.

Satu. Menjual kultur/negara nggak gampang. Mesti ada passion. Dan kebetulan passion-ku emang Eropa. Kenapa bukan Amerika atau Australia atau Asia? I dunnoh. Kenapa durian berduri tajam? Who cares.

Kedua. Biasanya nih, the so called "foreigner's eyes" membuat kebudayaan itu jadi lebih memikat. Itu sebabnya kenapa penulis buku-buku mengenai Indonesia didominasi nama-nama asing.

Bule-bule yang jatuh cinta pada RI dan melihatnya dari kacamata unik. Itu sebabnya buku piktorial billboards di pulau Bali yang dibuat oleh bule Ostrali bisa jadi spesial. Kenapa nggak ada penulis lokal yang mau keliling pulau untuk memfoto baliho, neon? Karena mata orang asing lebih peka.

Kenapa buku Insight keunikan kehidupan Jakarta harus ditulis oleh bule UK? Karena indra orang asing terbuka lebar begitu mereka menyicip semua hal-hal ajaib yang ditawarkan oleh Jakarta.

Kenapa teman saya yang lahir dan besar di Roma tak peduli pada Koloseum dan pilar-pilar nenek moyang mereka? Sementara jutaan orang asing sengaja datang ke ibukota Italia untuk menyaksikan saksi sejarah dunia. Lagi-lagi karena "mata orang asing"
lah yang sanggup menangkap hal-hal ini. Mata lokal tak lagi sensitif.

That's how it is. A matter of perception and passion.

Terima kasih sekali pada Ibu Fitri. Tentu saya berharap bisa menjelajahi kepulauan Nusantara dan mengolah informasi ini pada dunia.

Sampai jumpa bulan depan dari Italia !

Salam kenal
Adik Gama Harjono....

perkenalkan saya ibu Fitri - pernah menjadi Stringer The Jakarta Post di tahun 1996-1998. dan sesekali menulis juga di beberapa media lainnya.

saya membaca buku Ciao Italia - Catatan Petualangan Empat Musim yang anda tulis. Sungguh seru dan luar biasa, detil-detil setiap sudut Italia anda tulis tak ada yang terlewati.

seandainya usia saya se usia anda maka sayapun akan melakukan hal yang sama, sayangnya di saat usia saya se usia anda, belum mendapatkan Rahmat Tuhan untuk bertualang ke luar negeri dan mencari negara yang memikat saya, tapi bukan Italia melain negara Afghanistan - Uzbekistan dan beberapa negara tetangganya , karena negara ini juga mempunyai daya tarik keindahan yang luar biasa memesona sebelum dihantam perang antara etnis maupun antar agama dan antar negara. sehingga keinginan saya tak terwujud,

tapi saya sudah berkeliling Indonesia dari Aceh sampai Papua, sayangnya semuanya sebatas liputan belaka, jadi tulisan saya sifatnya hanya berita atau feature,tak bisa brtualang karena keterbatasan waktu, maklum di ajak pejabat meliput kunjungan mereka jadi saya harus menulis yang bagus-bagus saja.

sekarang di usia menjelang kepala 5, saya punya kesempatan keliling Indonesia, tapi sayang sekali jiwa petualang saya sudah tak ada dan tak bisa menulis dengan gaya bahasa anak muda se usia anda. tentunya gaya tulisan saya bergaya nyokap-nyokap.

kebetulan putri remaja saya usia 17 tahun juga mengikuti jejak saya menulis novel remaja dan sudah ada 2 novelnya dan ingin bertualang ke Korea Selatan selama 1 tahun, belajar bahasa Korea dan menulis novel remaja dengan setting Korea. Mungkin tahun depan akan berangkat. Tapi Virus Flu H1N1 membuat niatnya agak kendor. Dia ingin bertualang keliling Indonesia tapi saya belum mengijinkan dia keliling Indonesia maupun Ke Korea, karena usianya terlalu muda dan mentalnya belum siap walau nalurinya menggebu-gebu.

saya ingin menggetarkan dawai dawai jiwa anda yang sudah bertualang ke berbagai negara cobalah bertualang dari Sabang sampai Merauke..... maka anda akan menemukan apa yang tak akan anda temukan di negara manapun di dunia ini.....

Percayalah.....negara tercinta, tanah tumpah kelahiran anda " Republik Indonesia " ini tak kalah eksotik dari Italia......

Selamat bertualang anak muda .......!