luglio 09, 2006

calcio for football

Ngga pernah terbayangkan sebelumnya. Fenomena mencengangkan.

Australia memang dikenal sportfreaks, dan kadang mereka pun bisa “go off” saat event-event sport raya, tapi sepakbola bukanlah sport utama di negeribenua kangguru nun jauh kini di ujung lautan sana.

Tapi di sini, Italia, sepakbola dan lapangan rumput hijau sungguh bagian dari sendi nanar mereka. Tak peduli wanita, pria, besar, kecil, tua dan muda, semuanya antusias dan perhatian mereka pun terbetot ke layar tv tanpa jeda.

Sejujurnya awalnya saya hanya tertarik mengikuti perjalanan fantastis tim Socceroos, si anak bawang yang bukan saja dianggap “underdog” tapi juga tim bau kencur. Siapa sangka mereka akhirnya bisa tembus 16 besar. Bolanya memang bundar. Hingga tim Kangguru dihentikan oleh Azzurri.

Setelah itu, dua kali di tempat baru ini, di Perugia, kota kecil penuh pelajar dari berbagai belahan dunia, saya selalu diajak menyaksikan pertandingan Piala Dunia tim Italia. Mengesankan? Jangan ditanya lagi.

Mereka begitu ekspresif, setiap gerak-gerik bintang mereka dikomentari. Jalanan memang lengang tapi dari jendela-jendela apartemen keluar riuh rendah teriakan, cacian, cercaan, umpatan, tepukan dan segudang “street musicality” bak orkestra jalanan tanpa pemusik yang baru pernah saya alami seumur hidup. Italia at its quiet and best? LOL … jalanan yang seharian bak sirkus gipsi mendadak jadi arena tanpa spektator.

Flatmates saya Alan, Naomi dan Jens mengajak saya ke “centodieci”, sebuah pub tipikal italian untuk melihat italia-ukraina. Menjelang tengah malam, jalanan di piazza centro storico (city centre) hingar bingar, penduduk Perugia yang sebagian besar mahasiswa bak tumpah semua di sana. Piazza yang sekecil itu penuh dengan tumpahan manusia. Kembang api, petasan, mercon hingga chanting “italia … ITALIA” membahana, centro pun bak lautan cahaya dan euforia tak terbendung. Sementara beberapa bapa-bapa tua, keesokan harinya tak sengaja saya mendengar, saling berujar riang la coppa è nostra, the cup is hours; il finale è italia francia, italy and france at the final.

Namun italia german lah yang menghentikan degup jantung setiap orang italia. Kali ini saya dan beberapa teman ke Parco Sant’Angelo, sebuah taman obscured kecil terletak di samping dinding kuno kota. Sulit dilukiskan dengan kata-kata tapi dapat kamu bayangkan ribuan orang italia tumplek di satu tempat dan mereka begitu gundah gulana menyaksikan tim Lippi berkali kali gagal menyarangkan gol. Selepas gol pertama dan kedua oleh del piero, maka pesta semalam suntuk pun pecah. Jalanan bak arena festival, chanting italia italia dan lagu lagu nasional mereka berkumandang, sementara yang lebih agresif sibuk menyanyikan chorus il tedesco è bastardo, german is a bastard.

Ah seru memang. Apalagi Minggu malam ini. Italia dan France.

Allez Les Bleues …

+++

Souvenirs dari Roma :


Trevi Fountain


Ciambelle* stall
*ciambelle is like a doughnut


Obelisk Gajah atau Gajah memanggul obelisk?

10 comments:

Anonimo ha detto...

Aah, how happy to have the chance witnessing the World Cup Final match from one of the country who'll play the game.

Anonimo ha detto...

per gli italiani, il calcio è religione. Jadi ga heran deh kalo mereka semua adore soccer, it's in their blood. Sono molto felice ... L'Italia è il campione del mondo!! *jingkrak2*

Anonimo ha detto...

I loooove the game last night and am so happy for the Italialians !! I hope Super Gigi get the amnesty !

Anonimo ha detto...

silverlines & diyan : iyah saya juga ikut seneng italia akhirnya gondol itu piala suci setelah 20 taon menunggu.

Anonimo ha detto...

G,

Buat aku tetep: Merci Les Bleus!!! Karena " terpaksa " setelah tim Samba pulang.

Masih puzzled dengan ucapan Materazzi hingga membuat Zizou marah. Dugaan sementara pemain Inter bertatto yang tampangnya seperti kriminal itu mengeluarkan kata2 yang mengandung rasisme.

Anonimo ha detto...

selamat yaaaa, ITali menang :)

Anonimo ha detto...

yah,, walo itali ngalahin socceroos dng cara ga etis, gw seneng di final itali menang ;) congratz!

Anonimo ha detto...

super bingung mau pilih siapa wkt final kemaren, soalnya ngedukung brasil n inggris, dan 22nya mati muda. huhuhu... ya udah akhirnya dukung prancis. sayang sekaliiiii....

Anonimo ha detto...

tari: bagi saya Zizou tetep lambang kemajemukan Perancis dan sportsmanship.

Semua : iyah saya juga ikut seneng italia menang.

Anonimo ha detto...

gue dulu ngelempar koin di fontana di trevi, tapi ga pernah balik lagi tuh. mungkin ngelemparnya kurang banyak :p