gennaio 11, 2009

Sentimentalisme

Bisa dipastikan kita pasti punya sentimental item, benda sentimental. Biasanya barang ini nilai pasarannya kecil atau biasa-biasa aja, tapi makna sentimentalnya itu yang tinggi, atau bahkan priceless.

Saya punya beberapa.

Yang pertama yang mungkin paling mendesak minta di-upgrade adalah iPod saya.

iPod nano ini berasal dari era dua generasi yang lalu. Waktu itu nano berukuran maksimum 4GB dan nino ramping ini benda paling most wanted yang dijanjikan bisa menjadi teman makan pagi, siang, teman di kereta, di bus, hingga jadi teman tidurmu.



Dua tahun lalu nano ini adalah hadiah akhir tahun dari seseorang yang paling spesial, seseorang yang memikirnya pun bisa membuat jantung saya terhenti, seseorang yang membuat hidup memiliki makna dan warna berbeda.

Nano ini mahal, waktu itu. Sekarang iPod harganya sudah terjangkau, kapasitasnya pun wwuuuh besar banget, ribuan lagu bisa dimampetkan ke dalam chip sekecil itu. Bisa aja besok saya melangkahkan kaki menuju sebuah Apple Store dan menggesek kartu untuk menjinjing tas berisi iPod terkini. Bisa saja saya memesannya online. Budget sudah ada, harga bukan problema.

Masalahnya adalah, saya tidak mau —tidak bisa—membuang iPod klasik ini. Nilai spesialnya terlalu besar. Ada banyak memori dan harapan di sana. Ada banyak kesan kehidupan di dalamnya. Ada cerita mengenai cinta yang membara, asmara tanpa tara, dan cinta yang kandas. Semuanya lengkap.

... Saya mau melepas nilai sentimental value ini, saya mau sekali punya iPod yang paling keren; saya orang yang rasional, saya menggunakan pikiran dan common sense. Tapi... aneh, kala perasaan yang bicara, yang lain-lainnya tak ada lagi harga.

Sentimental value, harga emosi yang tidak bisa diukur dengan rasionalitas.

booohooohoooooooooooooo

2 comments:

Anonimo ha detto...

Memang sentimental value adalah nilai yang sangat tidak rasional bukan karena nilai barangnya melainkan dari sejarahnya yang tidak bisa kita gantikan.
Aku juga punya sentimental item yaitu handphone-ku (NOKIA 6600 white) edisi pertama.
Jaman sekarang hapeku ini udah tergolong "JADUL" tapi aku masih merasa "nggak rela" untuk menjualnya karena hape tersebut aku beli dengan segala perjuangan dan hasil keringatku sendiri. (beneran lho..!!)
Boleh nggak kita tukeran link?
Salam kenal.

Khoirunnida ha detto...

t-o-p