Tidbits of Italy —where old tradition lives in abondance
Entah apa jadinya dunia yang kita tempati ini tanpa guardians of tradition, negara-negara macam France dan Italia, yang untungnya masih saja setia menjaga warisan kebudayaan mereka di tengah gempuran kultur transgresif à la amerika.
Tentu saja negara “old Europe” ini ditunjang oleh “patrimonia nazionale” —national heritage— salah satunya berupa kota-kota megah abad pertengahan.
Kota di mana saya berteduh, Perugia, misalnya.
Calzolaio (di zaman serba instan ini, pakaian buatan pabrik dan “made in china” semakin marak, untungnya masih hidup tradisi kuno pembuatan kaus kaki artisanal. Calzolaio = pengrajin kaus kaki)
Clown (badut, bergegas pulang setelah lelah menghibur publik)
Edicola (newsstand, kios koran modern bersanding dengan gedung antik)
Mini (jalanannya sempit dan kecil, maka kendaraan yang tepatpun haruslah mini)
Museo Nazionale dell’Umbria (museum kebanggaan kota Perugia, pemilik artefak Etruska terbanyak, di seluruh peninsula Italia)
Pasticceria Sant’Ercolano (patisserie tradisional, setia menggoda publik yang melewati jendelanya)
2 comments:
itu abondance as in abundance apa begimana?
-u know who i am-
damn ... abundance is korekt, but the italians call it
aBOndanza.
gue terbawa2 dah apalagi kalo ngetik cepet.
makasih koreksinya.
ciao
Posta un commento