Bikin Paspor
Kayaknya semua travel writer Indonesia pernah —dan mesti— nulis suka-duka bikin paspor. Oh ya, dokumen perjalanan ini emang indispensable, kudu punya, agar bisa jalan-jalan di teritori asing di muka bumi.
Pertama kali mengurus paspor, saya pake jasa agen. Dua belas tahun yang lalu. Sedikit detil yang teringat. Ortu yang membayar agen, tanda tangan formulir, duduk rapi di di kantor paspor, foto, antre lagi, pulang dengan dokumen ajaib itu dengan harapan agar bisa digunakan secepat mungkin. Si kura-kura mau keluar dari tempurungnya.
Paspor kedua, lebih simpel, isi formulir, kirim ke konsulat RI. Seminggu kemudian, paspor jadi. Total biaya: AU$85, ongkos transportasi ditanggung oleh Jim, housemate pengangguran yang berbaik hati jadi sopir menuju konsulat RI.
Itu paspor RI. Gimana sih perkara mengurus paspor di negara lain? Mari menengok di negeri tetangga, mungkin ada satu-dua hal yang bisa kita pelajari.
Contoh simpel, tetangga bule kita, yakni negeri commonwealth Australia (AUS). Kebetulan saya punya pengalaman segar.
AUS memberikan paspor kepada warganegaranya, atau kepada individu yang salah satu orang tuanya warganegara Australia.
Birokrasi di sini memang jauh lebih ringkas dan nggak ada tetek-bengek tumpukan map manila yang kucel di ruang antre dengan tivi 14 inch menyiarkan sinetron putar ulang.
Ya, formulir masih harus diisi, tapi tidak perlu antre, dan tidak ada praktek «uang amplop» atau calo berkeliaran di gerbang kantor departemen imigrasi.
Paspor di Australia bisa dibikin di kantor pos. Apa?! Kantor pos, tempat jual prangko itu? Ya, mungkin alasannya, negeri-benua ini terlalu luas, kalau kamu tinggal di padang pasir merah, susah dan mahal mau ke kota cuma untuk bikin dokumen.
Barangkali ini bisa jadi satu 'pelajaran' buat negeri RI. Di negeri kepulauan RI kan banyak penduduk tinggal di daerah dan zona terpencil. Kalau mereka bisa bikin paspor di kantor pos terdekat, bukankah itu ide bagus?
Ok, formulir paspor simpel. Isi semua data dan tunjukkan bukti kamu berhak menyandang paspor beremblem kangguru dan emu ini. That's it!
Saya menyertakan dokumen naturalisasi, alias kewarganegaraan yang diberikan oleh pemerintah. Plus 2 buat foto, foto harus berukuran 4x6. Tanpa senyum, rambut awut-awutan. Mereka tak peduli, pas foto harus sesuai aturan mereka yang strict. Salah satu foto juga harus digaransi, alias ditulis. Sang garantor haruslah seorang warganegara Australia yang tak punya hubungan darah, mengenalmu minimum 12 bulan, dan rela menjadi garantor.
Serahkan formulir lengkap kepada pak pos (atau ibu pos), bukti dokumen identitas (SIM, rekening, kartu kredit) dan foto. Ongkos, A$210. Dengan menambah A$70, ada servis ekspress, 4 hari kerja jadi! Paspor akan dikirim ke rumahmu dengan surat tercatat, agar nggak hilang di jalan.
Total waktu proses, 30 menit, sudah termasuk mengantre di depan loket! Dan saya, sang imigran, tersenyum lega.
2 comments:
WoW, udah dapet naturalisasi dari Aussie yahh, mantaph lo. Kalo ada apa-apa di Indonesia bisa lari ke Aussie yah HAHAHAHA
Bikin paspor di kantor pos? mm.. teknologinya belum merata sih ya kalau mau buat paspor sampai ke daerah-daerah. Btw bikin paspor di luar negeri mahal juga yahh. Kalau di Indonesia, lewat jalur 'seharusnya', cuma hampir 300rb aja.
good blog, thanks for this good information :)
Posta un commento