Catatan Petualangan Empat Musim di Italia Diluncurkan - Media Reviews
KOMPAS
http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/06/17/23461333/catatan.petualangan.empat.musim.di.italia.diluncurkan.
Catatan Petualangan Empat Musim di Italia Diluncurkan
JAKARTA, SELASA - Ciao Italia! Catatan Petualan Empat Musim, buku pengalaman Gama Harjono, pelajar Indonesia yang sempat berada di Italia selama setahun, Selasa (17/6) diluncurkan dan dibedah di Institut Kebudayaan Italia, Jakarta.
Buku yang diterbitkan oleh Penerbit GagasMedia Jakarta tahun 2008 itu diperkuat dengan foto-foto dan memberikan tip dalam melakukan perjalanan ke Eropa. "Bagi saya ini semacam memoar," kata Gama Harjono.
Pemimpin Redaksi GagasMedia, Windy Ariestanty, mengatakan, buku genre lifestyle ini mengajak pembaca melewati ruang-ruang kelas universitas di Italia, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru.
"Perjalanan penulis akan menggiring pembaca menikmati tempat-tempat di pelosok Mediterania, mulai dari kota metropolis berusia lebih dari dua milenium hingga desa terpencil yang menyimpan banyak harta karun seni dan kejutan tak terduga. Juga ada tip bacpacking ekonomis:mendapat akomodasi gratis di Eropa, mencari tiket, hostel, dan makanan murah," ujarnya.
Artis Bella Saphira, juga tampil mengisahkan pengalamannya ketika tinggal di Italia selama sebulan. "Buku ini cukup mewakili suasananya, makanannya, dan orang-orangnya," ujarnya. "Saya jatuh cinta dengan Italia, sampai kursus segala," akunya.
Sebaliknya, Filomena Vaccaro yang asal Napoli, Italia, dan kuliah di Jakarta, juga bercerita tentang Italia seraya membandingkannya dengan Indonesia. "Tinggal di Jakarta saya seperti berada di Napoli. Macet, panas, dan banyak pencopet," katanya. (NAL)
MEDIA INDONESIA - 19 Juni 2008
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MTA0MzM=
Tren buku lokal
Di Indonesia sendiri, baru-baru ini tampaknya ada kebutuhan pasar yang terus meningkat akan buku-buku catatan perjalanan. Beberapa menekankan bahwa untuk berjalan-jalan, terutama ke luar negeri, tak butuh biaya supermahal.
Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar! dari Marina Silvia contohnya. Bagian awalnya berfokus pada tips mendetail tentang caranya merencanakan perjalanan, menentukan besarnya pengeluaran, dan menunjukkan cara berhemat.
Tapi The Naked Traveler-nya Trinity lebih menekankan kehausan melakukan perjalanan lewat kekayaan pengalamannya di tujuan yang begitu beragam.
Sementara Ciao Italia! karya Gama Harjono yang baru diluncurkan Selasa (17/6) lalu adalah catatannya mengenal Italia selama setahun tinggal di sana.
Apa pun alasannya, cukup banyak seleksi buku berbeda yang mampu menumbuhkan hasrat untuk melakukan perjalanan. Mulai dari alasan ego, pencerahan, perbaikan diri, keluar dari rutinitas, atau melihat dunia. *
REPUBLIKA
Koran » Pustaka |
Petualangan Empat Musim di Italia
''Jikalau saya memperoleh satu dolar setiap kali ditanya 'Mengapa Italia?', sekarang saya pasti sudah jadi miliuner.'' Kalimat yang diutarakan Gama Harjono dalam pengantar bukunya itu mungkin terasa berlebihan dengan menyebut angka empat kali lebih besar dari penduduk negeri ini. Tapi, bisa dipahami. Gama cuma ingin menegaskan betapa ia menyenangi negeri yang disebutnya kaya akan seni itu.
Ia memang membuktikan ucapannya. Setahun belajar di Italia, catatannya tentang negeri ini memenuhi blog pribadinya. Dalam kurun waktu itu, ia melintasi empat musim. Tak ia bayangkan sebelumnya, catatan-catatan itu menarik minat Windy Ariestanty, pemimpin redaksi penerbit GagasMedia. Lahirlah buku Ciao Italia! Catatan Petualangan Empat Musim.
Diluncurkan di Institut Kebudayaan Italia Jakarta, Selasa (16/6), buku setebal 287 halaman ini tidak sekadar mengisahkan perjalanannya menuju Italia dan petualangannya di sudut-sudut negeri itu, tapi juga disertakan foto-foto dan tips melakukan perjalanan ke Eropa. ''Buat saya, buku ini bisa menjadi navigasi buat yang mau ke sana,'' ucap Windy.
Gama mengakui rasa ingin tahu terpicu ketika ia mengenal dan berinteraksi dengan komunitas Italia di Australia. ''Sikap mereka yang hangat dan penuh kekeluargaan meninggalkan kesan tersendiri,'' tulisnya. Januari 2004, merupakan kali pertama ia menginjakkan kaki di Republica Italiana. Tapi, itu hanya sehari. Ternyata, pandangan pertama melahirkan cinta. Sejak itu ia merasa yakin, pasti kembali ke Italia.
Keyakinannya terbukti. Setelah lebih dari dua tahun melakukan persiapan --termasuk ikut tiga semester kelas bahasa Italia di Sidney, Juli 2006 ia memenuhi keinginannya, kembali ke Italia. Mulailah Gama membuat catatan di blog pribadinya dalam penjelajahannya di sudut-sudut negeri itu. ''Setahun di Italia adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil,'' kata dia.
''Oh, my course starts next week.'' Itulah kalimat pertama yang meluncur dari mulut Gama ketika kali kedua menginjakkan kaki di Italia. Gama ke Italia tak hendak berwisata, melainkan sebagai seorang pelajar. Status itu dipilihnya agar dapat merasakann menjadi orang Italia sesungguhnya. Selain mencari pengalaman sebagai orang Italia asli, Gama juga melakukan perjalanan keliling negeri itu. Seluruh kisah itu ditulisnya dalam bukunya itu.
Andai bukan karena seorang teman, catatan-catatan Gama dalam blog pribadinya, boleh jadi, tidak seperti sekarang ini. Sekali waktu, Windy Ariestanty mendapat kabar dari seorang temannya. Sang karib mewartakan, ada sebuah blog yang mengisahkan Italia secara detail. Windy penasaran. Sampai di puncak malam ia berselancar di internet, mencari tahu blog yang diceritakan temannya. Tapi, wualaah, berbahasa Italia, bahasa yang tidak dipahaminya. ''Saya sempat putus asa,'' ucap Windy.
Di tengah pencarian, dia menemukan tulisan dalam bahasa Inggris. Semangatnya kembali bergairah. ''Saya tinggalkan pesan, mau buat buku (dari blog tersebut),'' kata dia. Selain pesan lewat e-mail, ia juga menerakan nomor kontaknya. ''Waktu itu saya berpikir, ini ada materi yang menarik. Cukup akurat, membawa kita ke Italia,'' kata dia. Windy lantas membawanya ke rapat redaksi. Usulannya pun diterima.
Beberapa hari berselang, Gama meneleponnya. Keduanya lalu bertemu. Kala itu, tahun 2007. Mereka sepakat menerbitkan catatan-catatan Gama dalam bentuk buku. Tapi, persoalan baru muncul: Bagaimana menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia? ''Prosesnya berjalan sekitar setahun, tiga kali ganti editor,'' kata Windy soal proses penerjemahan yang dilalui.
Gama mengawali buku ini dengan penjelasan mengapa ia memilih belajar di Italia. Bagian berikutnya ia mengisahkan perjalanannya hingga mewujudkan impianya menginjakkan kaki kembali di negeri itu, sampai petualangannya ke Florence, daerah yang disebutnya molek, banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Gama melengkapi bukunya dengan potret perjalanannya.
Windy mengakui setelah membaca buku ini pikirannya berubah. Semula dia tak bercita-cita pergi ke Italia. ''Gama berhasil mempengaruhi saya sehingga saya ingin ke sana,'' kata Windy. Windy menangkap kesan dari tulisan Gama bahwa setiap sudut negeri itu adalah sejarah. ''Buku ini cukup mewakili apa yang pernah saya rasakan. Suasananya, makanannya. Ya, begitulah,'' sahut Bella Saphira, artis yang pernah mengunjungi Italia. Untuk mengenal Italia, kata Bella, buku ini sangat membantu.
Bella juga menyenangi negeri ini. Cintanya pertama kali tertambat di kota Roma. ''Di kota Roma, setiap sudutnya kita bisa berfoto. Salah satu kebiasaan orang Indonesia, suka berfoto. Roma, di segala sudutnya kita bisa berfoto,'' kata Bella.
Buku Ciao Italia! Catatan Petualangan Empat Musim, tak sekadar mengenalkan sudut-sudut Italia. Buku ini juga mengajak melewati ruang-ruang kelas di negeri itu, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru. Bagaimanapun, Gama telah membawa pembaca bukunya ke Italia, sebelum mereka menginjakkan kaki di negeri itu. bur
( )SUARA PEMBARUAN
Siapkan Biografi
Lama wajah cantik Bella Saphira tidak muncul di layar kaca. Tetapi bukan berarti lajang kelahiran Magelang 6 Agustus 1973 itu hanya berpangku tangan. Dia masih tampil di berbagai kegiatan off air, terutama sebagai penyanyi dan MC.
Kesibukan Bella juga bertambah mempersiapkan album rekaman terbaru, menulis buku biografi, dan kursus bahasa Italia. Kini, bertambah satu lagi yang pasti akan mengobati kerinduan penggemarnya. Ya, Bella akan kembali menunjukkan kemampuan aktingnya di layar kaca. Ketika ditemui saat peluncuran buku Ciao Italia, karangan Gama Harjono, di Pusat Kebudayaan Italia, Jakarta, Selasa (17/6), Bella mengaku telah comeback ke layar kaca.
"Saya kembali lagi berakting di televisi setelah sekian lama. Hanya saja yang ini bukan sinetron, tetapi acara situasi komedi berjudul Sketsa," katanya. Sarjana Ekonomi Trisakti itu tidak merasa terbebani tampil di acara komedi. "Selama ini saya sering menjadi bintang tamu di panggung komedi, jadi saya tidak canggung. Bahkan untuk yang ini saya benar-benar tidak memikirkan honornya. Yang penting fun," ungkap Bella.
Pilihan tampil di komedi situasi dilakukan mantan finalis Gadis Sampul itu dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya karena dirinya tidak ingin terikat dengan jadwal syuting yang terlalu ketat. "Kesibukan saya sehari- hari sudah sangat padat. Saya ingin punya waktu lain untuk mengerjakan hal-hal yang saya impikan seperti album dan buku. Jadi, syuting seperti sinetron yang striping benar-benar direm," ucap aktris yang antara lain membintangi sinetron Rumah Beton, Di Antara Dua Pilihan, Dewi Fortuna, dan Wah Cantiknya II itu.
Menurut Bella, buku yang ditulisnya berkisah tentang dirinya sendiri. Buku itu sebenarnya sudah hampir selesai. Namun Bella ingin buku itu diluncurkan bersamaan dengan single dari album terbarunya. "Semua masih dalam proses. Semoga dalam tahun ini semua selesai. Doakan ya," ujarnya lagi. [W-10]
KROSCEK
Buku 'Ciao Italia' Di Launching
Jakarta – Penerbit buku PT. Gagas Media bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Italia, dan Gramedia, hari ini menggelar acara 'Book Launch and Book Discussion Ciao Italia', di Pusat Kebudayaan Italia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/06) siang.
'Ciao Italia', sebuah buku tentang bagaimana suka duka penulisnya dalam melewati suka duka selama menginjakkan kaki di Italia, dalam melewati dan menikmati tempat-tempat di pelosok Mediterania saja. Tapi juga dari kota metropolis berusia lebih dari dua milenium hingga desa terpencil yang menyimpan banyak harta karun seni dan kejutan tak terduga.
Menurut penulis buku 'Ciao Italia', Gama Harjono, "Dalam buku ini, saya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk melewati ruang-ruang kelas Universitas di Italia, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru, serta merasakan bagaimana makanan khas Italia yang terbuat dari bahan-bahan asli dari Italia di sini," papar Gama kepada krosceknews.com, ketika ditemui usai acara 'Book Launch and Book Discussion Ciao Italia', di Pusat Kebudayaan Italia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17o/6) siang tadi.
Gama pun mengakui, bahwa setiap kisah dan suka-duka saat berusaha mengenal Italia, ia torehkan dengan sebuah kejujuran, dan akhirnya ia sampai mencintai 'Negeri Pasta' ini, seperti mencintai bangsa sendiri.
Rini/krosceknews.com
Apakah berkeliling Eropa salah satu impianmu? Atau bersekolah di luar negeri dan bergaul dengan teman-teman baru yang selalu haus petualangan? Buku ini mengajakmu untuk melewati ruang-ruang kelas universitas di Italia, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru.
"Ciao Italia" akan membawamu menikmati tempat-tempat di pelosok Mediterania, mulai dari kota metropolis berusia lebih dari dua milenium hingga desa terpencil yang menyimpan banyak harta karun seni dan kejutan tak terduga (buktikan dengan foto-fotonya yang fantastis). Plus tip backpacking ekonomis: mendapat akomodasi gratis di Eropa, mencari tiket, hostel dan makanan murah selama perjalanan.
Setiap kisah dan suka-duka saat berusaha mengenal Italia, ditoreh dengan sebuah kejujuran dari seseorang yang akhirnya terlalu mencintai negeri Pasta ini.
2 comments:
ga sabar mau baca buku itu :)
Hai Gama, sukses ya untuk bukunya =) judulnya menarik banget deh
Posta un commento